Jumat, Oktober 24, 2008

Mendung di Jakarta..


Setelah hari-hari yang terik dan penuh dengan debu...Dua hari terkahir, Jakarta terlihat mendung..Susah sekali menemukan waktu-waktu dimana Jakarta lebih bersahabat. lebih adem dan jauh lebih menyejukkan hati..seperti dua hari ini...

Kemarin, aku bahkan terbangun karena hujan rintik di luar rumah...Bisa terbangun di pagi hari karena hujan?? Pengalaman yang harganya sangat mahal di kota Jakarta Raya ini...Tapi aku menikmati dua hari yang lumayan sejuk ini. Lalu lintas pun berbanding lurus..tidak terlalu penuh. Mungkin orang-orang jadi mentolerir waktu untuk memulai aktifitas karena cuaca yang adem ini..Jadilah jalan-jalan tidak terlalu penuh sesak kendaraan seperti biasanya.....

Tapi mendung tak selamanya indah kan...? Tadi malam, pulang dari kantor di tengah rintik hujan, kemacetan muali menyapa, untungnya tidak terlalu parah..Efek kedua, jemuran susah keringnya..hiks..ketiga, AC di kantor lumayan menyiksa..Sebenarnya mungkin temperaturnya sudah diatur sama seperti hari-hari biasa, tapi karena suasana di luar sudah adem juga, ditambah AC, dingin menyusuk kulit........Serasa winter euy..:)

Tapi Jakarta menyenangkan kalau sedang mendung begini....Sayang, 'kamu' sedang tidak di Jakarta.....kalau tidak......................hmmm...

Rabu, Oktober 22, 2008

Sendiri...

" yang paling menyedihkan dari BEING ALONE itu justru bukan ketika kau sedih dan tidak bisa menemukan orang untuk berbagi kesedihan dan menopang kesedihanmu...
Tapi ketika kau tertawa bahagia, namun tidak ada orang disampingmu yang bisa tertawa bersamamu..."

Dan pikiranku pun melayang-layang..

Betul...memang justru yang paling menyakitkan dari menjadi 'sendirian' adalah ketika kau tertawa, tapi tidak punya siapa-siapa untuk bisa berbagi..sedih sekali rasanya..

Sekarang..aku bahagia..aku tertawa..dan ada seseorang yang aku ingin sekali berbagi tawa dan kebahagiaanku sekarang.tapi tidak bisa...
Mungkin itu lebih kronik lagi...ADA..TAPI TAK TERENGKUH.....................

Mungkin nanti...
Kalau semua menjadi lebih baik untuk 'kami'................

Selasa, Oktober 21, 2008

Trip To Belitung Part 4 (End)






Last day in Belitung. Aku sudah punya agenda utama untuk mengunjungi Pantai Tanjung Tinggi, pantai yang dipakai untuk syuting LP dan video klip Nidji. Pantai dengan batu-batu raksasa yang sepertinya terlihat indah di film dan di televisi. Sebelum ke pantai, berkunjung ke rumah seorang juragan minyak Belitung, sempat menikmati pemandangan laut Aek Saga di belakang rumahnya. Indah sekali rumah itu....Halaman belakangnya menjorok ke laut, dan di tengah-tengahnya ada gazebo...

Satu jam berbincang, aku memutuskan untuk beranjak melanjutkan perjalanan dan meninggalkan temanku di sana. Butuh waktu 30 menit sampai aku dan Pak Herman tiba di Pantai Tanjung Tinggi. Mata ini serasa tidak percaya melihat pemandangan yang luar biasa. Setelah melihat pantai itu, di mataku Bali tidak ada apa-apanya lagi..Sungguh! Luar biasa....airnya yang bening, abtu-batu yang mempesona, luar biasa...Di bibir pantai itu aku sempat menerawang dan bersyukur bisa diberi kesempatan melihat pemadangan yang sebegitu indahnya.....Aku merasa ‘kecil’....

Tidak mau meewatkan kesempatan seumur hidup itu, lagi-lagi kamera berbicara dengan pose-pose ku yang absurb itu..hehhee..great view!!!Sayang, mendung menghampiri, dan aku memutuskan untuk meninggalkan Tanjung Tinggi berbekal celana basah dan pasir yang masih menempel tebal di kaki....Kelak, aku berjanji pasti kembali lagi ke pantai itu..untuk bulan maduuu pastinyaaa..UHUYYY!!!

Kembali ke Tanjung Pandan, membeli 2 sloft rokok untuk Moyo, kami beranjak ke rumahnya (lagi). Dia belum mandi dong, padahal sudah sejam sebelumnya aku menelepon menyuruhnya bersiap-siap. Dasar lelaki....! Siang itu kami makan siang bersama, makan masakan Belitung. Banyak berbicara, bercanda dan berfikir...yaaaaa begitulah...

Jam sudah mendekati jadwal check in di bandara. Aku berpisah dengan Moyo di rumahnya, dan melanjutkan perjalanan, menjemput temanku. Tak disangka, di rumah juragan minyak itu, Pak Devan namanya, aku disuguhi durian yang luar biasa enaknya..hehhee..jadi lewatlah dua buah durian masuk ke perutku sendirian!! Maklum, sudah setahun tidak makan durian..Jadi kalap...Kami diterima dengan baik oleh keluarga itu. Orang-orang baik.....bahkan sebelum pulang aku dibekali batu Satam, batu meteorit yang katanya hanya ada di Belitung. Konon, batu ini memiliki berkah mengusir yang jahat dan membawa keberuntungan. Harga batu ini mahal, aku tahu betul karena seari sebelumnya ada yang menawarkannya padaku. Waktu itu, batu yang berukuran sebesar kelereng saja harganya ratusan ribu. Yang kudapat, batu yang sudah dijadikan liontin yang besarnya sebesar biji salak. Lumayan kaliiii.....Meski tak percaya dengan hal mistis seperti itu,aku tetap menerimanya....Sapa tau bisa mendekatkan jodoh...alaaaaaaaaaahhh..

Singkat cerita, aku pun bertolak ke Jakarta sore itu...Membawa segudang kenangan, cerita, barang-barang dan sekardus kerupuk ikan! Hehhehe....It was an amazing journey..Sungguh...Aku tidak bisa menggambarkannya dengan lebih bagus lagi. Semua menempel di kepala ini...Bahkan ketika menyalakan handphone seusai mendarat di Cengkareng, ada yang membuatku rindu untuk kembali ke sana..hehhee...Seperti ada yang hilang rasanya...Apalagi tadi pagi Verrys mengirimkan SMS untukku..Wah, bertambah rindu...Kapan lagi bisa ke sana...?? Ngumpulin uang dulu, pasti aku kembali..........

JANJI........................................

Trip To Belitung Part 3










Hari keempat, semua sudah selesai di Gantung. Pagi-pagi sekali kami sudah harus memulai perjalanan kembali ke Tanjung Pandan, karena harus mewawancarai seorang tokoh dan sudah berjanji untuk mengumpulkan personil LP yang tinggal di sana. (Dari 12 anak, 10 tinggal di Tanjung Pandan, 2 tinggal di Gantung). Tapi pagi itu, aku menyempatkan diri berkunjung ke Pice, bangunan bendungan air peninggalan Belanda. Bendungan itu menjadi tumpuan aliran Sungai Gantung. Konon, kalausampai bendungan itu jebol, maka hanyutlah seluruh desa itu.

Pemandangannya indah..Daaaaannn sebagai orang Indonesia yang norak, aku pun tidak melewatkan kesempatan untuk berfoto2 ria. Lumayan untuk Facebook..:)

Beranjak meneruskan perjalanan ke Tanjung Pandan, sempat melewati rumah-rumah desa. Dan tidak sengaja bertemu Gazali, yang degan ramah melambaikan tangannya. Dengan keterbatasannya, dia masih mengingat kami...

Sedih harus meninggalkan Gantung. Belum pernah aku merasa berat seperti itu...Terlepas dari banyak kontroversi, aku jatuh cinta dengan desa itu. Semoga suatu saat kelak bisa kembali lagi kesana. Tapi tidak dengan eprjalanan yang sama, harus menempuh perjalanan laut. Udah tobat....

Sebelum tiba di pusat kota Tanjung Pandan, kami berhenti di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan, tempat seorang guru bernama Achmad Pajeri, yang kemudain juga mengalami sindrom ‘indentitas baru’ seperti Aman (Akiong). Dia, menurut pendapatnya pribadi dan ruukan beberapa orang, akhirnya meng-claim dirinya sebagai jelmaan dari tokoh rekaan Andrea Hirata, Mahar. Sungguh fasih beliau menutrkan pengalaman2nya bersama Andrea semasa kecil. Bagaimana Bu Mus, bagaimana teman2nya yang lain, dan bagaimana akhirnya dia merasa diabaikan oleh Adnrea di tengah popularitas karyanya. Tak mau bersikap suudzon melihatnya, tapi menurutku, kenapa harus pamrih sih..??

Satu lagi korban yang terjebak tipisnya perbedaan antara fiksi dan realita. Ingin rasanya berteriak : “Come on...kamu bukan Mahar!!! Kamu adalah kamu..!”. Tapi lagi-lagi, bukan hakku untuk menghakimi. Jadi, biarlah kusimpan sendiri di otakku yang sudah sempit ini....Bapak guru ekonomi ini merangkai cerita dengan konsep yang sudah dibentuk sebelumnya. Terlihat dari setiap pernyataan yang dikeluarkannya. Bahkan sedetail itu sampai ke soal radio yang menggantung di leher. Benar tidaknya..? Walahualam...Cuma dia dan Tuhan yang tahu....

Satu jam berlalu..perjalanan dilanjutkan. Jam sudah menunjukkan angka 12 siang, dan pesansingkat dari Moyo mengingatkan untuk bertemu dengannya dan anak-anak sekitar jam 3. Berarti kami punya waktu tiga jam untuk makan, membeli tiket peswat pulang, dan mencari hotel. Dan semuanya selesai dengan baik. Untungnya, hotel kami berada tepat di tepi pantai Tanjung Pendam..asiiikkk....

Jam 3, aku menepati janji dan beranjak ke rumah Moyo, tempat dia dan anak-anak LP menunggu. Setelah komplit, kami berjalan ke arah pantai dan berbincang di sebuah gazebo milik hotel tempat kami menginap. Hari itu, hanya 8 orang anak yang datang. Zulfanny (Ikal), Yogi (Kucai), Rama (Trappani), Suhendri (Akiong), Syukur (Syahdan), Febri (Borek), Marcella (Flo), dan Dewi (Sahara). Levina (Aling) sempat mampir sebentar, tapi harus buru-buru pergi karena harus menyelesaikan urusan sekolahnya. Jefry (Harun), bocah ajaib itu, tidak bisa hadir.

Berbincang-bincang selama hampir sejam sambil menikmati makanan, aku sempat merasa kurang nyaman dengan rekan ku sesama wartawan yang bertugas denganku. Sepertinya dia tidak tahu bagaimana bisa masuk ke pembicaraan dengan anak-anak. Bahasanya terlalu formal, terlalu resmi. Bahkan tidak segan ia mengeluarkan nada seperti memebritahu dan memberi peringatan bagi mereka hanya karena mereka tidak memeprhatikannya ketika ia berbicara. Come on...bukan begitu caranya.

Jadilah aku malas mengajukan petanyaan dan hanya bercanda dengananak-anak itu. Bahkan dengan Kucai aku malah bermain-main dengan kameraku. Mood ku sudah hilang karena kelakuan rekan itu. Biarlah dia merasa tetap sempurna dengan sikapnya, karena kau tidak nyaman. Dan anak-anak itu pun menunjukkan mood yang berbeda. Payah!!!!

Akhirnya aku memtuskan untuk mengajak anak-anak itu bernajak ke pantai untuk berfoto, karena menurutku wawancara sudah tidak tepat. Sudah kehilanagn moment nya. Sempat berbincang dengan Moyo sebelum jalan ke pantai..Hmmm...boleh juga..huahhahahahha....Nggaklah...Tapi boleh juga...waaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh....Totally professional...hehhehe..

Foto-foto..ketawa-ketawa...foto sama anak-anak..selesai lah sudah pekerjaan....Andai saja malam itu aku tidak dikejar deadline, sudah kuterima tawaran untuk menghabiskan malam dengan seseorang..huhahahhahahaaa....Nggaklah...

Well...berpisah dengan anak-anak itupun kurasakan berat. Anak-anak kampung itu sungguh menggemaskan..Sungguh..sayang, hanya sedikit waktu yang kupunya...Mereka pulang ke rumah Moyo, aku pun harus kembali ke hotel untuk melanjutkan perjuanganku mengetik semua liputan untuk deadline malam itu.

Seperti yang kuprediksi, maam itu kepala mau pecah. Laptop gak punya software ACDSee, yang harusnya digunakan untuk me-resize foto-foto yang harus kukirim. Dan bukan hanya fotoku saja, tapi juga foto dari temanku itu, akrena dia tidak bisa menggunakan teknologi. Huhuhuhuhuhu.....Dibawakan modem oleh kantor, tapi tidak bisa menerima sinyal sama sekali!! DAMN!. Jadilah aku memutuskan untuk menyelesaikan tulisan dulu, kemudian mencari warnet untuk mengedit foto dan mengirim semua file ke Jakarta. Waktu itu jam sudah menujuk angka 20.00 WIB, sementara malam itu deadline. Anak-anak kantro di Jakarta mulai resah dan bolak balik bertanya. Akhirnya 5 tulisanku sudah selesai jam 10 malam, dan aku harus ngebut ke warnet karena harus mengedit foto.

Sialnya, di Tanjung Pandan hanya ada dua warnet!!! Warnet pertama, luar biasa berisik, karena dicampur dengan rental game online. Warnet kedua, tutup. Jadilah aku harus mengikhlaskan diri bekerja di warnet pertama yang super duper berisik! Kebayang nggak ada hampir 20 PC yang diisi anak-anak abg bermain Counter Strike online. Sialnya, semua PC dilengkapi dengan speaker aktif. Jadi, warnet itu bukan kaya warnet, tapi udah kayak medan pertempuran dengan suara senapan stereo dimana-mana. Dan aku ada ditengah-tengahnya!!!

Aku ikhlas, mengerjakan hampir 60 buah foto, mengeditnya satu persatu dan mengirimkan file-file nya ke Jakarta. Pukul 12 lebih, akhirnya aku menyelesaikan semuanya...Ugh..mata udah mau lepas rasanya, tapi lega...Sempat terfikir untuk menelepon seseorang dan menagih janji, tapi nggaklah..Mata dan otak sudah tidak bisa dikompromi...

Baru saja mata ini mau tertutup, pesan singkat masuk dari ‘dia’..yang jauh di sana...Maaf, tapi aku terpaksa mengabaikanmu..Bahkan George Clooney pun tidak bisa membuatku melek malam itu..Aku ngantukk............

Trip To Belitung Part 2






Hari ketiga, waktunya bekerja keras. Karena agenda liputan yang lumayan banyak dan kami hanya punya waktu efektif dua hari untuk menyelesaikan hampir sepuluh liputan. Cukup kesusahan, karena harus merangkap jadi fotografer. Pagi itu aku memulai hari dengan berkunjung ke pasar ikan Gantung, satu-satunya pasar di sana. Membelah pasar yang becek karena sisa hujan malam sebelumnya, aku pun menemukan warung kopi Aman, yang katanyaaaaa sang empunya warung adalah tokoh yang menjadi salah satu inspirasi Andrea Hirata, hingga terciptalah karakter AKIONG.

Namanya juga warung kopi, pelanggan silih berganti, dan obrolan tak pernah terputus. Banyak cerita yang bisa digali dari sosok Aman, yang kelak mematenkan dirinya sebagai Akiong, salah satu tokoh di komplotan Laskar Pelangi yang tersohor itu...Sedih melihat masyarakat di sana yang tidak bisa membedakan antara fiksi dan realita...Entah sampai kapan Aman akan menyandang gelar Akiong itu di bahunya...Meski sebenarnya, Aman dan Andrea memang bersekolah di sekolah yang sama. Inilah jadinya ketika fiksi bertemu dengan realita. Yang kulihat, fiksi itu membaur dan menciptakan realita baru. Padahal sesuatu yang kontradiktif, Fiksi dan sejarah..!!!! Tak ada yang bisa disalahkan.............

3 jam ngobrol di pasar ikan Gantung, aku beranjak ke tujuan kedua, kediaman Ferdi, pemeran tokoh Lintang yang terkenal itu dengan tag line “Jenius didikan alam...”. Rumah nya sederhana, khas perkampungan. Tapi nyaman, sangat nyaman. Jauh dari mewah tapi sungguh menyejukkan hati. Awalnya, Ferdi terkesan pendiam..Tapi hanya butuh waktu 30 menit untukku sampai benar-benar akrab dengan anak yang luar biasa itu. Makanya ketika barusan aku membaca di salah satu blog yang menyebtukan bahwa pemeran Laskar Pelangi itu ‘terlalu sempurna’, aku kasihan..karena mungkin sang penulis belum mengenal dan bertemu dengan mereka semua. Karena di mataku, mereka LUAR BIASA, meski tak ada manusia yang sempurna.

Ferdi menerima kami dengan baik dan bersahabat. Usai wawancara dan beberapa foto, aku meninggalkan rumah sederhana itu, beranjak ke rumah salah satu tokoh yang juga dijadikan inspirasi oleh Andrea. Gazali namanya. Lelaki berusia 46 tahun dengan rambut memutih. Lelaki itu kelak menginspirasi Andrea dengan menciptakan karakter Harun, anak lelaki dengan keterbelakangan mental yang juga menjadi salah satu tokoh sentral dalam Laskar Pelangi. Aslinya, Gazali memang tidak ‘normal’. Sedikit banyak hampir sama dengan karakter yang digambarkan Riri Riza dalam film. Hanya saja, secara fisik beliau tidak mengalami gangguan apapun. Dan memang benar, Gazali juga pernah bersekolah di SD Muhammadiyah bersama Andrea, namun hanya satu tahun pertama, karena Gazali dengan kemampuan intelegensinya yang rednah harus mengulang tiga tahun di kelas 1 SD.

Sedikit susah berkomunikasi dengan Gazali, untung ada adiknya yang membantu. Jadilah Gazali menjadi tokoh ketiga yang melengkapi beritaku hari itu....Dari Gazali, akhirnya aku berkesematan menemui Bu Muslimah yang tiba-tiba jadi incaran semua orang di Indonesia sekarang. Sebenarnya tugas untuk meliput Bu Mus bukan bagianku, tapi karena kami berdua dan mobil hana ada satu, terpaksa harus saling menjemput. Beramah-tamah dengan beliau, pun memberi pemikiran baru bagiku. Semua penuturan beliau terasa begitu sempurna, begitu indah, begtu luar biasa dan begitu memukau untuk diceritakan. Seperti tidak mungkin..seperti rekayasa..seperti sudah dilatih..Dan semua pernyataan beliau terkesan tidak konsisten, selalu berubah-ubah. Aku memakluminya, mungkin karena usia dan pendegaran yang sudah tidak sempurna...Apapun itu..bair aku yang berasumsi..

Sore beranjak......kami berkunjung ke kediaman kakak kandung Andrea Hirata, yang saat ini menjabat sebagai SekDa Gantung. Pertama kali melihat, aku seperti melihat Andrea, karena secara fisik sungguh teramat mirip. Tinggal menambahkan topi dan tahi lalat di pipi..hehhehe...Lagi-lagi. Berdiskusi banyak dengannya, statement2 yang keluar sangat sempurna. Too good to be true lah istilahnya...Tapi biarlah, semua masih dalam euforia pasca kesuksesan..Jadi, biar semua asumsi2 ini kupendam sendiri....Tak ada gunanya meracuni blog dan tulisan ini dengan kritik..:)

Sore menjelang, aku menuntaskan hari itu dengan mengunjungi kediaman Verrys Yamarno, pemeran tokoh Mahar yang nyentrik itu...Aslinya memang nyentrik, karena gayanya yang ‘songong’ tapi bikin gemes..:) Jujur, dari semua pemeran tokoh Laskar Pelangi di film, aku mengidolakan bocah ajaib ini. Tawaku pecah karena belum juga aku menginjakkan kaki di lantai rumahnya, dengan tergopoh-gopoh Verrys mengankat satu set drum mainan dan menggebuk2kannya di pintu depan rumahnya sambil bernyanyi lagu ST 12 yang norak tapi ngetop itu..

Verrys sekarang jauh lebih gemuk dari Mahar di LP. Tapi dia menolak dikatakan gemuk. “Masa pertumbuhan”, itulah kalimat yang dipilihnya. Lucu sekali anak itu....Meski kami berbicara dan tertawa dengan ditemani lampu minyak tanah (rumahnya belum mendapat aliran listrik), rasanya ada yang ebrbeda dengan dia dan dengan pembicaraan kami malam itu. Aku bahagia dan bersyukur Tuhan pertemukan aku dengan orang-orang yang luar biasa itu. Meski Moyo sempat mewanti-wantiku untuk tidak terlalu menggali sisi personal mereka...Adooohh..

Hari itu ditutup dengan indah oleh lambaian hangat dari Verrys...Semakin mobil menjauh dari rumahnya, semakin aku merasa kehilangan. Anak itu, di usianya yang masih belasan, segudang ide dan pemikiran keluar dengan lugasnya. Tanpa basa-basi...Dan aku pun jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu dengannya...:)) Tapi dia memanggilku tante..huaaaaaaaaaaaa....TUA!!!

Trip To Belitung Part 1

Hari itu, Senin (13/10), setelah rapat redaksi rutin, tiba-tiba aku ditugaskan untuk berangkat dinas luar kota (DLK) ke Belitung. Euforia kesuksesan film Laskar Pelangi nampaknya juga tidak mau dilewatkan oleh media tempat aku bekerja. Jadilah,semua direncanakan dengan mendadak. Sempat kacau karena satu-satunya penerbangan Jakarta-Tanjung Pandan (kota besar Pulau Belitung) sudah fully booked sampai tanggal 16 Oktober, yang tidak mungkin ditolerir mengingat deadline jatuh sehari setelahnya.

Setelah diskusi yang lumayan merepotkan, akhirnya aku dan seorang teman yang juga ditugaskan, memutuskan untuk terbang ke Pangkal Pinang, Pulau Bangka, dan darisana harus memutar otak untuk bisa tiba di tempat tujuan, Desa Gantung, Belitung Timur.

Selasa, (17/10) pesawat yang seharusnya berangkat pukul 18.00 WIB, seperti biasa di-delay hingga pukul 19.00 WIB. Satu jam menempuh perjalanan, aku tiba di Pangkal Pinang, Bangka. Tanpa petunjuk dan tanpa tujuan jelas..hiks...

Untung, di bandara yang luasnya cuma sebesar satu lantai kantorku itu, ada pool taxi yang bisa mengantarkan aku mencari tempat penginapan, karena setelah mencari informasi, satu-satunya jalan untuk tiba di Belitung adalah dengan menempuh jalur laut, menyeberang dengan ferry. Dan ferry baru berangkat pukul 14.00 WIB keesokan harinya.

Tiga puluh menit kemudian, aku dan temanku berhasil mendapatkan tiket untuk berangkat ke Belitung dengan satu-satunya ferry yang ada di Bangka. Tiba waktunya mencari hotel untuk istirahat, karena waktu itu jam tanganku sudah menunjuk angka jam 21.00 WIB. Parahnya, tak banyak hotel berbintang di kota kecil speerti Pangkal Pinang. Tak sampai 5 jumlahnya. Dan kelima-limanya PENUH!! Oh my God..waktu itu rasanya badan sudah lelah sekali, tapi harus terus berputar-putar kota mencari tempat penginapan.

Sampaaaaaaiii akhirnya, ada sebuah penginapan kecil yang lumayan lah, yang hanya menyisakan satu kamar. Mau tak mau, kami harus menginap di situ. Padahal kamarnya aduuuhhhh...mengingatnya pun aku malas....

Esoknya, kami berangkat ke pelabuhan, menaiki kapal Express Bahari jurusan Pangkal Pinang-Tanjung Pandan. Kulihat tiket, kami mendapatan kelas executive yaaaaaaaaaaaannnnggg kupikir sudah merupakan kelas tertinggi. Dan aku pun salaaahh..hiks..Jadi, definisi executive versi Express Bahari adalah dek paling bawah, dengan AC seadanya, kursi bekas pesawat, dan penumpang yang berjubel. Aku sempat was-was..Bagaimana tidak, sepertinya kapal itu sangat melebihi kapasitasnya. Seluruh lorong-lorong yang jadi jalur pemisah sudah penuh dengan barang dan manusia. Sepertinya kapal itu tidak menyisakan sedikit pun ruang untuk bergerak. Banyak sekali penumpang yang naik tanpa tiket dan menghalalkan semua ruang kosong untuk berdiri, duduk dan selonjor! No one to blame....seperti sudah menjadi adat pengusaa Indonesia untuk menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan lebih banyak...termasuk mempertaruhkan banyak nyawa hari itu di kapal sumpek itu....

Tadinya, perjalanan dijanjikan hanya akan menempuh waktu 4 jam, yang berarti kami akan tiba di Tanjung Pandan sekitar pukul 18.00 WIB, dan kami berasumsi bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Gatung, dua jam dari Tanjung Pandan. Tapi lagi-lagiiiiiii, aku salaaahhh....karena hingga jam menunjukkan pukul 18.00 WIB, kami belum sampai juga. Tadinya ombak cukup bersahabat, padahal aku sudah menyiapkan amunisi untuk mengusir mual. Koyo hangat ditempel ke pusar, obat anti mabok dua butir pun sudah kutelan. Efeknya, aku tertidur selama 2 jam. Tapi alangkah sengsara nya, karena begitu hari menjelang sore, ombak semakin menggila. Tadinya, duduk di kursi kapal itu seperti naik kereta api, tidak terlalu banyak berguncang. Tapiiiiiii setelah jam ketiga, ombak mulai menunjukkan taringnya. Rasanya, aku seperti dihempaskan ke atas kemudian dilemparkan ke bawah lagi. Begitu terus.....Bisa dibayangkan rasanya...Puji Tuhan, aku tidak sempat muntah..Hampiiirrrr...tapi tidak.

Jam 19.30 WIB, akhirnya kapal sialan itu sampai juga di Tanjung Pandan. Segala bau dan aroma yang bercampur sebelumnya malah semakin menguat karena AC yang sudah padam di saat kapal belum berlabuh. Adooohh...! Nakhoda kapal itu ternyata membutuhkan extra waktu 30 menit hanya untuk menyandarkan kapal ke dermaga yang sudah di depan mata.

Di pelabuhan, Moyo, yang dulunya asisten sutradara III untuk film Laskar Pelangi, dan seorang rekannya sudah menanti dan menjemput kami. Padahal dia baru kukenal sejam sebelumnya, lewat telepon. Karena dialah satu-satunya contact person dari pihak Miles Production yang tinggal di tanjung Pandan. Kelak, si Moyo ini enggan disebutkan sebagai bagian dari Miles, karena kontrak yang sudah tidak mengikat..hehhee..

Untungnya, dia berbaik hati untuk mengantarkan kami ke sebuah restoran untuk makan malam dan berdiskusi soal rencana peliputan kami di sana. Hampir sejam berbincang dan bertukar pikiran, kami kembali dibantu diperkenalkan dengan Pak Herman, yag menyediakan mobil sewaan dan sekaligus menjadi supir untuk kami selama berada di Belitung. Tak banyak yang bisa dilihat dari kota Tanjung Pandan malam itu karena hari beranjak gelap, dan tidak banyak penerangan umum yang dimiliki oleh kota tersebut.

Daripada capeknya jadi double, akhirnya kami memutuskan untuk langsung menuju Gantung malam itu juga. Jadilah perjalanan kami tempuh hanya dalamwaktu 1,5 jam, thanx to driver yang paling oke, Pak Herman itu. Syukurnya, di Gantung, ada htel, satu-satunya hotel di satu kecamatan itu...Daaannn hotelnya bagus..gak kalah ama hotel2 lain di kota besar..

Daaaaannn......Setelah kepala ini bertemu kasur dan bantal dan AC....hari itu pun sempurna sudah perjalanan dua hari...

Jumat, Oktober 10, 2008

Ramalan Oh Ramalan...


Dari zaman SMP, aku sudah familiar dengan dunia ramal-meramal. Maklum saja, zaman ketika masih menjadi ABG, apapun yang berbau zodiak, membaca garis tangan, sampai menggunakan rumus 'TRUE LOVE' untuk menghitung persen cinta, kayaknya jadi kebutuhan sekunder di sekolah, selain belajar tentunya..:)


Jadilah, sampai sudah menginjak usia seperempat abad seperti sekarang (hiks!), aku tetap menikmati hal-hal absurb seperti itu. Bahkan, beberapa bulan lalu, ketika mendapatkan bonus setumpuk kartu Tarot dari majalah yang kubeli, aku meyakini, karirku akan cemerlang jika beralih profesi sebagai pembaca kartu Tarot! huhahahhaa..mimpi yang aneh...


Tapi aku menikmati semua hal-hal yang berbau 'membaca masa depan'...Yang paling simpel, melongok ke halaman ramalan bintang tiap kali membaca majalah atau tabloid tentunya..Tidak speenuhnya percaya, tapi sedikit memberi efek yang berbeda kalau kebetulan ramalan yang dibaca mirip dengan kenyataan.


Seumur hidup, aku pernah diramal (ramalan serius yah..) tiga kali, dengan tipe ramalan yang sama, membaca garis tangan. Tapi tiga peramal yang sudah meramalku, berasal dari tiga latar belakang yang berbeda juga. Intinya, aku diramal secara Bali, Batak dan Chineese. Tahun 2006 pertama kali aku diramal di Jogja, oleh teman satu kost ku, yang kebetulan memang memiliki indera keenam dan kemampuan meramal yang oke. Jarang-jarang dia meramal, akrena kemampuannya hanya akan muncul kalau seseorang yang dilihatnya seperti memberikan tanda harus diramal. dan aku, salah satu orang beruntung itu, bersedia diramal. Karena berasal dari Bali, jadi ceritanya kalau sampai di rposesnya, temanku ini hanya akan menjadi perantara, karena sebenarnya, nenek buyutnya lah yang akan menceritakan soal ramalan itu..Serem gak sih???Aku gak percaya, sampai aku digiring ke kamarnya, dia menyalakan dupa khas Bali dan mulai sembahyang..Setelah itu, dia meraih telapak tangan kiri dan kemudian tangan kanan dan mulai meramal....


Intinya..aku akan menikah di umur 28 (huhuhu..) dan memiliki 4 anak (oh my God!). Suamiku bukan orang Batak, tapi seseorang dari suku yang berbeda dan orang jauh (enatah apa maksudnya). Rumah tanggaku kelak tidak akan semulus yang aku pikirkan, banyak konflik. Tapi untungnya, menurut ramalannya, aku tidak akan pernah berkekurangan dari segi finansial (thank God). Menurutnya, aku akan menemukan pekerjaan yang membuatku bertahan lama dan benar-benar cocok di tempat kerjaku yang ketiga (which is sekarang, setelah HSBC dan Trans 7). Buruknya, di masa tuaku, aku banyak mengalami kesusahan dari segi kesehatan (yang tidak mengherankan mengingat gaya makan dan gaya hidup ku yang tidak sehat ini..hiks).


Begitulah isi ramalan versi Bali...Lumayan menegangkan juga seingatku...Yang kedua, aku diramal seorang teman asli Batak, yang mengaku memiliki kemampuan meramal yang jitu dan nyaris jarang salah. Anehnya, ramalannya hampir mirip dengan isi ramalan teman ku yang Bali. cuma dia menambahkan sesuatu,katanya selama ini aku selalu 'diikuti' seorang yang tua. Sumpah, serem abisss...katanya, 'orang tua' ini selalu ada di sekitarku dan menjaga aku. Hmm..enggak tahu kenapa, pikiranku saat itu langsung teringat pada sosok oppung perempuanku yang sudah 9 tahun wafat. Kalaupun benar, ya aku senang dong..kayak punya malaikat penjaga aja..:)


Ramalan yang ketiga, dari seorang kerabat keturunan Chineese yang memang mengasah ilmu meramalnya secara teori. dan mengaku bisa meramal, berbekal segepok teori dan keturunan Chineese yang jitu dengan Feng Shui itu.. Lagi-lagi, ramalannya tidak jauh berbeda dengan dua ramalan sebelumnya. tapi dia menekankan soal jodoh, karena dia melihat, ada seseorang yang sudah sesuai dengan semua ramalan itu yang sedang dekat dengan aku. (mmmh..YA IYALAH!!) dan dia menambahkan, itulah jodohku kelak, selama aku tidak terlalu banyak bermimpi. Aneh, dia tahu kebiasaan yang aku gak pernah kasi tau ke orang, berkhayal sebelum tidur! huahahha...Dia bilang, cara itu tidak akan berhasil ,dan menghambat seseorang itu untuk masuk dan menjadi jodohku..(hmmm..mengingat itu yang terjadi sekarang, kayaknya dia bener deh...hiks!!)


Ya..gitulah..apapun itu, aku tidak terlalu ambil pusing. tapi ketika ada beberapa kejadian dalam hidup, aku suka teringat dengan ramalan-ramalan itu. dan ketika itu terjadi, aku hanya bisa tersenyum kecil aja...


Karena apapun itu, amsa depanku, hidupku kelak...hanya DIA yang tahu..dan aku tidak berencana untuk merusak rencana-Nya yang pasti indah itu, hanya untuk memuaskan keinginanku semata...

Kamis, Oktober 09, 2008

Reminder...

Ceritanya, hari Minggu (05/10) yang lalu, aku menerima SMS dari seorang teman..isinya ucapan selamat hari Minggu dalam bahasa Batak (hehehe..). Di antara ucapan itu, dia, temanku ini menyisipkan sebuah ayat Alkitab Yesaya 40:29-31..Tadinya aku gak begitu 'ngeh'. Aku pikir itu hanya ucapan selamat hari Minggu yang standard, seperti Minggu-Minggu yang sebelumnya.

sebelum hari itu berakhir, aku tiba-tiba teringat dengan ayat alkitab yang aku terima dari temanku itu..Jadilah, sebelum tidur aku membuka Alkitab, mencari tahu isi ayat itu. Tak disangka, begitu aku membacanya, aku langsung lemas, karena itu adalah ayat tuntunan yang diberikan langsung oleh pendeta ku sewaktu aku menjalani ritual Baptis Sidi di Medan, 9 tahun yang lalu..(kalau di kristen, setiap anak yang memasuki masa remaja, harus menjalani prosesi Baptis Sidi atau Baptis Dewasa, untuk mengukuhkan kepercayaan Kristen mereka. setelah belajar alkitab selama 3 bulan, biasanya anak yang bersangkutan baru berhak menerima sakramen peneguhan Baptis Sidi, dan menerima Perjamuan Kudus untuk pertama kalinya).

Aku terkejut, karena menyadari sudah terlalu lama aku mengabaikan ayat ini. Ayat yang dulunya diperuntukkan menjadi pegangan untukku, hanya untukku. Usai membacanya, aku menangis...aku merasa sudah terlalu jauh dari Tuhan..dan aku merasa Tuhan mengingatkan aku...Untuk sadar, kalau dia selalu ada....Bahkan ketika kau meninggalkan Nya...

aku bersyukur, hari itu Tuhan mengingatkanku melalui ayat itu..dan aku berterimakasih untuk 'mu' yang sudah mengingatkan aku..Terima kasih...Sekarang aku sedang berada dalam masa tersulit dalam hidupku, dan rasanya beban ini semakin ringan setelah membaca ayat ini...Karena aku tahu, aku tidak sendiri....

Isaiah 40:29-31
(29) He gives power to the faint and weary, and to
him who has no might He
increases strength
(30) Even youths shall faint
and be weary,
and young men shall feebly
stumble and fall
exhausted;
(31) But
those who wait for the Lord shall change and renew
their strength
and power;
they shall lift their wings and mount
up as eagles; they shall
run and
not be weary, they shall walk and
not faint or become tired.
Yesaya 40:29-31
(29) Dia
memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada
berdaya.
(30)
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh
tersandung,
(31)
tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan
tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Early Christmas.....


Hari ini, setelah semua pekerjaan kantor yang menumpuk sudah terselesaikan dengan baik dan benar..Aku punya banyak waktu berleha-leha di kantor...

Termasuk untuk mencuri dengar download-an lagu-lagu Natal yang lagi didownload ama Wisnu, temen kantor yang duduk di meja sebelah...:))


Udah Oktober looh..dua bulan lagi Natal-an..gak berasa..kayaknya baru kemaren habis Natalan...Jadi, mumpung sedang senggang, nostalgia mendengarkan lagu-lagu natal asyik deh..


Natal ini..i already got my own wish..Kayak judul lagu X'Mas nya Mariah Carey yang lagi aku dengarkan sekarang...All I Want For Christmas Is You....huhuhuhuhuhu....


cant wait for Christmas already..

Sabtu, Oktober 04, 2008

Treatment Day


Jadi, ceritanya....Liburan membosankan ini hampir usai...Sekarang masuk hari ke delapan liburan. Yang artinya, besok adalah liburan terakhirku. Di hari ke delapan ini, aku memutuskan untuk merawat diri. Hehhee...

Ya iyalah, 7 hari sebelumnya aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk membersihkan rumah, menonton DVD, berbelanja, mencuci, menyetrika, memasak dan banyaaakkk lagi. Akhirnya, tadi pagi-pagi aku memutuskan, kegiatanku hari merawat diri sendiri.

Jadilah, aku mengumpulkan ‘gadget’ andalan. Yang ternyata anyak juga kalau dikumpulin. Daftarnya, pore pack buat komedo, lulur kocok untuk badan, masker bengkoang untuk muka, 2 jenis shaver, untuk kaki dan untuk alis..hehhee..apalagi yah...kapas pembersih, tisu wajah, tisu basah, hand&body lotion, cotton buds, hair masker, shine curl milk untuk rambut juga, air hangat, cermin kecil, nail growth booster, facial cleanser. Komplit!!

Ritual yang aku jalanin lumayan banyak euy..mulai jam 1 pagi sampaaaaaiiii jam 3 sore baru kelar semua..hebat!! Sekarang rasanya rapih jali..hmm..paling Cuma bertahan seminggu neh..pasti udah gak enak lagi rasanya..dan pastilah seminggu lagi aku gak punya banyak waktu kayak sekarang yah?huahahhahaha....Kayak Cinderella kelewatan jam malam nya..hiks...

Jumat, Oktober 03, 2008

Too Much Love Will Kil You...

Malam ini aku menyadari sesuatu. Sesuatu yang harusnya sudah menggugah perasaan dan logika ku sejak beberapa bulan lalu. Aku harus menyudahinya. Beberapa hari ni aku banyak meluangkan waktu untuk berfikir, bahwa ini tidak ada masa depannya. Sulit untukku, karena aku terlanjur berharap banyak untuk ini. Sejak awal, aku sudah meyakini ini akan berhasil, ini menjadi jawaban atas doa-doa ku. Ternyata meleset.

Dulu, aku bertemu dengannya pada waktu dan moment yang tepat. Dia yang merubah hidupku. Dan aku tidak pernah berhenti bersyukur untuk itu. Tapi sekarang, aku harus menyudahinya. Sekarang, aku tidak memiliki apa-apa lagi untuk menggantungkan harapanku.

Terlalu menyakitkan untukku, untuk melanjutkan ini. Aku merasa semua pikiran dan perasaanku tertutupi oleh rasaku untuknya, sampai aku tidak bisa membaca pertanda buruk yang akan menghantamku. Sekarang, setelah beberapa saat, aku menemukan titik awal. Meski kemanapun aku pergi, dan apapun yang kulakukan, kau masih ada.

Aku tidak mau berakhir menjadi korban untuk apa yang kumulai dengan doa dan kasih sayang. Jadi, aku mengambil keputusan untuk meninggalkan semuanya. It’s so hard...tapi aku bisa kok. Andai dia tahu itu...Aku ingin sekali bertemu denganToo Much Love Will Kill You

Malam ini aku menyadari sesuatu. Sesuatu yang harusnya sudah menggugah perasaan dan logika ku sejak beberapa bulan lalu. Aku harus menyudahinya. Beberapa harii ni aku banyak meluangkan waktu untuk berfikir, bahwa ini tidak ada masa depannya. Sulit untukku, karena aku terlanjur berharap banyak untuk ini. Sejak awal, aku sudah meyakini ini akan berhasil, ini menjadi jawaban atas doa-doa ku. Ternyata meleset.

Dulu, aku bertemu dengannya pada waktu dan moment yang tepat. Dia yang merubah hidupku. Dan aku tidak pernah berhenti bersyukur untuk itu. Tapi sekarang, aku harus menyudahinya. Sekarang, aku tidak memiliki apa-apa lagi untuk menggantungkan harapanku.

Terlalu menyakitkan untukku, untuk melanjutkan ini. Aku merasa semua pikiran dan perasaanku tertutupi oleh rasaku untuknya, sampai aku tidak bisa membaca pertanda buruk yang akan menghantamku. Sekarang, setelah beberapa saat, aku menemukan titik awal. Meski kemanapun aku pergi, dan apapun yang kulakukan, kau masih ada.

Aku tidak mau berakhir menjadi korban untuk apa yang kumulai dengan doa dan kasih sayang. Jadi, aku mengambil keputusan untuk meninggalkan semuanya. It’s so hard...tapi aku bisa kok. Andai dia tahu itu...Aku ingin sekali bertemu dengannya, sekali lagi, untuk terakhir kalinya...

I love you..that’s why i’m letting you go....Hmmm..sekarang aku baru mengerti rasanya jadi Freddy Mercury..because too much love will kill you.....hmmmpphh...

www.rumahyetta.com

Kamis, Oktober 02, 2008

Mati Gaya

Hari ini, hari kelima liburan Lebaran..Sumpah, aku udah mati gaya!!! Gak tau mau ngapain lagi...Liburan kali ini emang rada aneh. Aku, di kantor baruku yang lebih manusiawi ini, berhak atas libur dengan total 9 hari!! (tanggal 27/09-05/10). Tadinya bersemangat sekali menanti tanggal 27 yang keramat itu. Maklum aja, tiga minggu sebelumnya, pekerjaan menumpuk se-menumpuk-menumpuknya. Gila-gilaan lah, sampai aku sakit sehari dan harus istirahat di rumah...

Tapi sekarang, masuk hari kelima, aku udah kehabisan ide harus bagaimana lagi mengisi liburan ini. Hari pertama, aku habiskan dengan tidur..:), maklum, deadline berturut2 membuat jadwal tidur seminggu terakhir agak berantakan. Hari kedua, bosan di rumah, aku berkunjung ke rumah keponakan, lumayan, membunuh waktu seharian di tengah keponakan ku yang ceriwis itu..

Hari ketiga, aku keluar rumah, demi menepati janji dengan seorang teman sampai sore, setelah itu, aku membunuh waktu dengan menonton DVD sampai pagi!! huahhahaha...DVD serial korea Coffe Prince itu, habis kutonton, padahal totalnya ada sekitar 18 episode!! Hebat...
Hari keempat..masih bisa ditoleransi, seharian mendung, nyetel musik2 jadul..U2, Aerosmith, Air Supply sampai yang 'masa kini' kayak Norah Jones, Justin Timberlake..sambil membereskan rumah yang berantakan ini...Semua sudut sudah kubersihkan, masak, nyapu, ngepel, nyetrika, cuci piring, mengatur ulang perabotan,semua udaahhh!!!

Hari kelima, sekarang, aku benar-benar mati gaya..hiks..Bangun kepagian, udah gak tau mau ngapain, jam 10.00 nganter sepupu ke DAMRI bandara, habis itu aku mampir di mall, wi-fi gratisan..hmm..nah, habis ini, ga tau deh mo kemana..

Tadi barusan terima telepon dari temen yang juga lagi mudik..."Yettaaaaaa....aku mati gaya..udah gak tau mau ngapain...!!" Lah....padahal dia Lebaran, di rumah lagi..bisa bosen??huahhahaha...ternyata aku gak sendiri..

Dasar manusia..giliran kerja, minta libur..dikasih libur dua hari kayaknya kurang..dikasih libur 9 hari, gak tahan pengen balik ke kantor..ck..ck..ck...

MATI GAYA lah pokoknya....:(