Sabtu, April 25, 2009

(Lagi-lagi) Soal Pernikahan.....

Nggak tahu kenapa....belakangan sepertinya semua orang serentak memutuskan kalau tahun ini menjadi tahun yang baik untuk menikah. Atau mungkin hanya perasaaanku saja? Mengingat tahun ini banyak sekali undangan yang mampir ke meja kerja atau nyangkut di inbox SMS handphone...Semuanya berisikan hal yang sama : UNDANGAN PERNIKAHAN...Ada yang diawali ayat-ayat Al Quran atau Alkitab, ada juga yang diawali dengan puisi ala Shakespeare gadungan...sepertinya tiba-tiba semua orang mengeluarkan sisi puitis ketika berkaitan dengan undangan pernikahan....

Belum lagi soal foto-foto pre-wed...Hampir setiap bulan, sepertinya ada saja pasangan yang kukenal sedang berjuang menyelesaikan kewajiban mereka melakukan sesi foto pre-wed. dari yang gede-gedean, sampai yang sederhana, bermodalkan kamera pocket. Bahkan ketika berkunjung ke dermaga Ancol, hampir setiap 10 meter ada saja pasangan yang sedang heboh mondar-mandir dengan segala pose, untuk menyelesaikan kewajiban tadi.....Aku yang melihatnya, hanya bisa mengelus dada....

Mereka pasti sedang bahagia-bahagianya, sehingga tak lagi sempat memikirkan desain undangan yang terlalu norak dan terlalu rame, tidak lagi sempat memikirkan angle foto pre wed yang membosankan dan begitu-begitu saja, tidak lagi sempat memikirkan catering yang higienis dan bersahabat dengan para tamunya, semualah.....Aku takjub, betapa pernikahan dan segala kebahagiaan yang mengawalinya bisa menutup semua kekurangan...

Sementara aku? Terjebak dengan situasi yang tidak jelas dan mulai terseret ke urusan perjodohan..Sial, karena tidak pernah terlintas di benak ini kalau akhirnya aku harus menjalani satu fase hidup yang membosankan..Fase dimana rasanya malas sekali bertemu kerabat dan kolega, karena pertanyaannya hanya akan berputar di satu topik "Kapan????"....

Tapi, tak apalah....kuanggap semua menjadi doa...Doa yang mujarab! Agar kelak, di satu hari yang sudah digariskan Tuhan nanti..Akan ada seorang pria pintar, mapan, taat beribadah, yang emenrima aku apa adanya, yang menantiku di ujung altar gereja....Dan semoga dia menutup kisah kesialanku dengan banyak pria.......

Sabtu, April 18, 2009

Four Weddings and A Funeral

Januari....
Aku menghadiri satu pesta pernikahan penting...Aku tidak mengenal pasangan pengantinnya, kare na yang aku tahu, aku di sana bersama seseorang yang aku sayangi...Jadi, bagiku pernikahan di bulan Januari itu sungguh menorehkan kenangan indah di hati dan pikiran ini...Karena itu, aku mengingatnya....

Februari.....
Lagi-lagi menghadiri pernikahan yang aku tidak mengenal siapa pasangan yang menikah...Tapi aku menikmati dan menyimpan rekaman moment-moment indah di pernikahan itu..Karena aku tahu ada seseorang di sampingku yang menenangkan hati....Karena itu, aku mengingatnya....

Maret...
Kali ini berbeda....Seorang sahabat yang sangat aku kasihi memutuskan untuk mengakhiri masa lajang dan menikahi pria yang aku tahu sangat mencintainya..Aku pun menghadiri pernikahan itu..Aku tidak pernah mengerti dan merasa ijab kabul begitu memesona sampai aku mendegarnya langsung dari sosok pria yang menerima sahabatku untuk menjadi belahan jiwanya hingga akhir hayat memisahkan....Aku hanya bisa tertegun dan dengan sungguh berdoa agar rumah tangga Ira Nursita, sahabatku itu, sakinah......Karena itu, aku mengingatnya....

April...
Sehari sebelum seorang sahabat juga akan mendengarkan ikrar pernikahan dari calon suami yang juga adalah seorang sahabat...Tak ada kebahagiaan yang lebih sempurna daripada menyaksikan dua sahabat memutuskan untuk membangun rumah tangga..Astudestra Ajengrastri dan Dinul Fitra, dua sahabat yang sudah mengisi kehidupanku selama dua tahun belakangan, akan menikah dan membangun hidupnya....Tak sedikit pun ragu terlintas ketika aku memutuskan untuk menyaksikan moment bersejarah itu. Bahkan jika itu berarti harus terbang menyusuri bagian lain dari pulau ini....Aku harus ada, karena dua sahabat ku akan menikah.........Karena itu, aku mengingatnya....

(masih) April...
Meski tidak secara harafiah, aku memutuskan untuk mengadakan pemakaman...Aku baru saja mematikan 'rasa' yang membelenggu selama setahun terakhir dan memutuskan untuk merelakan'nya' pergi untuk selama-lamanya....Dengan air mata aku menghantarkan kepergian'nya' ke peristirahatannya yang terakhir, dengan satu asa.....Semua akan indah pada waktu-Nya....Hingga saat nanti akan ada pengganti atas apa yang baru saja aku makamkan....Sampai saat itu tiba, aku akan menikmati masa berkabung ku...Hanya milikku....