Senin, Januari 17, 2011

Setelah Satu Dekade


Apa rasanya, tidak bertemu dengan segerombolan orang selama kurang lebih 10 tahun? Apalagi ketika segerombolan orang itu adalah mereka yang selalu mengisi hari-harimu selama 3 tahun di SMA? Rasanya pasti tidak tergambarkan.

Itu yang kurasakan beberapa saat lalu. Bertemu dengan segerombolan orang yang sempat mampir di kehidupanku, 10 tahun lalu. Sahabat-sahabat yang selama satu dekade terpisah jarak denganku, jiwa dan raga.

Tak banyak yang berubah sejak kami berpisah. Secara fisik, pasti. Ada yang menyempit, ada juga yang melebar, dan kebanyakan, sih, melebar. ^^
Mungkin berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan yah? Hihihihi.. Secara pemikiran, tentu banyak berubah. Lebih maju, lebih kritis, lebih bergaya, lebih berbudaya, lebih nyeleneh, lebih dewasa, lebih elegan, lebih segalanya...

Di balik semua yang 'lebih', satu yang tak berubah..Senyum-senyum itu, tawa lepas tanpa beban..Meski kadangkala beberapa lebih menjaga sikap, bahkan menjaga tawanya tak terpecah begitu saja. Ada yang masih malu-malu. Apalagi ketika berbicara 'aib' perbuatan masa lalu. Masa di mana semua tidak harus dipikirkan dua kali. Masa di mana perasaan lebih kuat dari logika. Kalau semua itu diungkapkan 10 tahun lalu, mungkin semua akan berbeda. Tapi, 10 tahun setelahnya, semua kejadian bahagia sampai yang memalukan, terukir manis di hati kami semua. Tak ada yang memalukan lagi, semuanya membahagiakan.

Satu dekade setelahnya, sekarang, kami bertemu lagi. Dengan beban, pergumulan, kebahagiaan dan intuisi masing-masing, yang jelas-jelas telah tergerus usia, tiba-tiba kami sukses bertemu. Instan. Tanpa banyak rencana. Memang, seperti kata banyak orang, yang tak terencana, bisa terjadi dengan mudahnya.

Bersama mereka, sebagian kecil dari mereka, sahabat-sahabat yang selalu menempati ruang di hati, beban hidup terasa sedikit lebih ringan. Gelak tawa dan nostalgia masa lalu, bahkan hingga dipaparkan hingga dini hari pun, tetap tak hentinya memancing senyum dan tawa. Yang tadinya aku berpikir sudah cukup tua untuk bergaul dan ngobrol hingga dini hari pun, akhirnya meyakini, aku tidak menua, bahkan terasa lebih muda. Hahahahaha..

Entah sampai kapan, seharusnya persahabatan ini terus terjaga. Jauh dari distorsi, jauh dari dengki dan benci. Karena 10 tahun lalu kita bertemu, lalu berpisah, dan satu dekade setelahnya kita bertemu, semua karena satu alasan. Dan semoga aku tak salah. Simply just because we need each other. Dan menemukan kalian kembali, menyempurnakan perjalanan hidup ini. Terima kasih.

:)

-Yetta-

1 komentar:

Unknown mengatakan...

so touching 'istilah rudi'
tp ada yg kelupaan di tulisanmu Ta Eta, >> bersambung...

friendship never end, Ta Eta....