Jumat, Januari 21, 2011

Pelataran Hati

Waktu aku bertanya pada Tuhan, aku mengajukan dua nama pada-Nya. Aku tak kuasa memutuskan, mana yang kupilih. Lalu, aku minta Tuhan yang memilih. Dan Dia pun memilih. Satu nama keluar, dan satu nama masuk. Sesederhana itu.

Dia, nama yang keluar itu, sedang kucoba keluarkan dari sini, dari hati ini. Nama yang awalnya tak kuizinkan untuk bahkan menyentuh beranda hatiku. Nama yang seiring waktu terngiang di telinga setiap hari, SETIAP HARI. Waktu yang menjawab, hingga nama itu perlahan merasuk. Masuk ke beranda, mengetuk hati, minta izin untuk masuk. Kala itu, kuizinkan dia masuk, dengan harapan, dia membawa yang baru, harapan baru. Maka, kuizinkan dia masuk. Benar saja, setitik harapan itu muncul.

Tak lama, aku meminta Dia, yang empunya seluruh pelataran hati ini, untuk memutuskan, apakah masa berkunjungnya harus berhenti di sini, ataukah sampai ajal menjemputku nanti? Kata-Nya, "Tidak. Dia sampai di sini saja. Sudah habis waktunya." Maka kuhela nafasku, kututup mataku, dan kuminta ia keluar. Aku sudah tidak punya tempat lagi.

Maka, di sinilah aku sekarang. Kembali di titik nadir. Meski harusnya aku terhibur, karena masih ada yang lain yang masih menunggu. Satu nama yang sebenarnya sudah terlebih dahulu menempati dan masuk di hati ini. Dia masih di sana, menunggu. Karena itu, lagi-lagi, aku menarik nafas panjang, menutup mata, berfikir sejenak, dan berjalan menuju dia. Ini keputusanku, pilihanku.

Kubuka hatiku untuknya, meski ia masih duduk tenang di sana, melihatku, tanpa melakukan apapun. Tapi aku tahu, waktu dan Dia yang akan menjawab kelak, apakah ia akan menjadi warga tetap di hati ini, atau memang harus pergi berlabuh di hati yang lain. Yang kutahu, saat ini, kepadanyalah mata hatiku tertuju. Dan semoga dia, Sang Empunya hati ini, memberikan jawaban terbaik, di waktu yang baik pula. sampai saat itu, kutitipkan hati ini untukmu. Sampai kau tahu, apa yang harus kau lakukan dengan titipanku itu.

0 komentar: