Rabu, Januari 05, 2011

Dua Nama


Kemarin malam, dihadapkan pada satu pertanyaan oleh seorang teman. Meski dalam konteks bercanda, pertanyaan itu sempat terngiang sampai sekarang, kira-kira 12 jam setelahnya. Begini isi pertanyaan itu. "Jadi, kau suka enggak sama dia?" Hmmm...reaksi pertama, tentu saja jawabanku, "Tidak." Karena memang tidak. Tapi setelah kupikir ulang, memang akhirnya, akupun tidak punya jawaban atas pertanyaan itu. Karena jujur, sekarang aku sedang menghindari pertanyaan bahkan pernyataan seputar itu. Jenuh.

Di saat yang berbeda, ada pertanyaan lain, juga dari seorang teman. "Emangnya, kau sudah mulai berdoa minta pasangan hidup pada Tuhan?" Kujawab, "Sudah. Karena memang sudah waktunya." Kupikir hanya berhenti sampai di situ. Lantas, kali ini, dia mengeluarkan pernyataan, bukan pertanyaan. Katanya, "Kalau kau berdoa meminta pasangan hidup, dan kau sudah punya nama, siapa yang kau inginkan menjadi pasangan hidup, ucapkan nama itu di doamu." Menghindari topik melebar, waktu itu kuiyakan saja.

Tapi, setelah itu, pernyataan terakhir terus terngiang di kepala. Jadi, kuputuskan, aku akan mengucapkan nama-nama. Ya, nama-nama yang artinya plural. Lebih dari satu. Dua tepatnya. Karena memang saat ini, ada dua nama, dua lelaki yang dekat di hati. Salahkah?

Hmm..mungkin Tuhan pun bingung dan mungkin balik bertanya, "Maumu apa, Yetta? Tetapkan satu pilihanmu." Sialnya, kalau benar Tuhan bertanya seperti itu, aku belum punya jawabannya. Karena dua nama ini dekat di hatiku dengan cara mereka masing-masing. Dan benar, kuucapkan dua nama itu di dalam doaku siang dan malam sekarang. Berharap, jika Tuhan benar-benar merestui salah satu dari keduanya untuk menjadi jawaban, aku sudah siap. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Aku pun bukan siapa-siapa, bukan ratu sejagad yang layak memilih dan dipilih. Aku tahu diri. Bahkan, mungkin belum tentu dua nama ini memilihku kelak. Ha ha ha.

Tapi, sebagai bentuk iman percayaku, kubawa dua nama ini dalam doaku. Sambil meminta petunjuk Tuhan untuk hasil akhirnya. Apakah satu nama akan tereliminasi, atau bahkan dua-duanya? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Ini toh bukan yang pertama kali. Pernah, setahun lalu, aku mengucapkan sebuah nama di doaku, memohon petunjuk Tuhan, ke mana aku harus melangkah. Apa yang harus kulakukan? Apakah dia orangnya? Dan, Tuhan pun menjawab. Tepat seminggu setelah doa itu kuucapkan pertamakali, Tuhan bekerja. Jawabannya waktu itu, "Tidak." Meski setelah itu aku babak belur, fisik dan mental, dan perlu waktu lama untuk menerima keputusan Tuhan, tapi itulah jawabannya. Dan seperti juri di perlombaan-perlombaan, keputusan Tuhan mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. :)

Jadi, sekarang, saatnya mencoba mencetuskan nama baru. Dua nama baru tepatnya. Sesekali mungkin bisalah meringankan beban-Mu, ya Tuhan? Jadi, sengaja kupilihkan dua nama..Monggo, dipilih..Semoga kali ini, satu nama untuk selamanya ya, Tuhan....

Semoga... :)

0 komentar: